DESTINY – TAENY FANFICTION [CHAPTER – 2]

Image

PS : Wah, wah. Destiny part 2 akhirnya kelar. Maaf atas keterlambatan. Banyak yang harus dikerjakan, hehehe. Mungkin ini kasus detektif pertama ku jadi masih banyak typo, hehee. Tapi akan kutingkat kan di chapter berikutnya. Next chapter pembunuhan lo dan lebih banyak Taeny moment. Happy reading dan tinggalkan banyak jejak.

Tittle : Destiny – part 2

Author : Julay

Genre : Gender Bender, Fantasy, Romance, Comedy

Cast : Taeyeon, Tiffany, Seohyun & SNSD other

***

Yaak!! Apa yang kau lakukan. Kenapa kau menuruti ucapanya.

“Apa maksudmu?” gadis yang jika aku tak salah bernama Heebon ini kembali bereaksi. Kenapa aku bodoh sekali?

“Kenapa kau berkata Seohyun bukan pelakunya?” ulang nya lagi.

Aku tidak tau, aku hanya mengikuti kata hantu sialan itu. Damn, kenapa aku bodoh sekali mau mengikutinya.

“Ini semua karena mu!” maki ku lirih pada hantu brengsek ini.

“Apa kau tidak mendengarku? Kenapa kau berkata Seohyun bukan pelakunya?” Eeh, aku melupakanya. Aku belum menjawab pertanyaan gadis itu.

“Hmm…” aku bergumam.

“Karena…” apa yang harus ku katakan.

“Karena, kau tidak punya bukti apapun” si hantu joseon ini menjawab dan bodoh sekali dia, tidak akan ada yang mendengarnya.

“Karena, kau tidak punya bukti apapun” akhirnya aku meniru ucapan si hantu joseon, yaah aku tidak tau harus berkata apa lagi. Tidak ada pilihan.

“Maksudmu?” gadis itu menatapku sinis.

Oh God, masalah akan datang sebentar lagi.

***

Author POV

Tiffany masih terheran atas tindakan yang dia lakukan. Pada awalnya, Tiffany hanya ingin meredekan aura kelam yang dibuat hantu joseon dengan meredakan emosi nya tapi sekarang, dia justru terjebak dengan masalah baru. Semua orang di ruangan itu menatapnya, karena pernyataan tegas yang ia ucapkan bahwa Seohyun tidak bersalah.

“Maksudmu?” kata Heebon mendengus.

“Kau bermaksud mengatakan bahwa aku menuduh Seohyun tanpa bukti apapun?” lanjutnya.

“Kau punya bukti?” tanya Tiffany balik.

“Jika tidak, aku tidak berani menuduhnya” jawab Heebon.

“Tanyakan pada nya apa bukti itu?!! Palli!!” hantu joseon memerintah Tiffany. Tiffany sudah benar benar kehilangan kendali atas emosinya. Ingin sekali dia segera mengirim pergi hantu itu tapi, dia dalam situasi dan kondisi yang tidak tepat.

“Apa buktinya?” tanya Tiffany.

Heebon tersenyum, dia berbalik menuju sebuah meja. Mengambil sebuah tas dan mengeluarkan dompet dari dalam nya.

“Ini” katanya

“Lihat ini” dia memberikan dompet itu ke Tiffany.

Tiffany menerima dompet itu. “Bukalah” kata Heebon. Tiffany menuruti perintah Heebon, dia membuka dompet itu dan mendapati dompet itu penuh dengan uang. Tapi, ada yang salah dengan uang itu.

“Ini …” kata Tiffany.

“Uang mainan” jawab Heebon.

“Dompet itu berisi uang mainan” lanjutnya.

“Apa ini dompet Sungbin?” tebak Tiffany, Heebon mengangguk.

“Uang Sungbin di dompet itu hilang, tapi anehnya uang itu justru diganti dengan uang mainan” jelasnya.

“Dan orang yang bisa mendapat uang mainan sebanyak itu cuma Seohyun, karena orang tuanya mempunyai toko mainan, semua anak tau itu” terang Heebon lebih lanjut.

“Jadi karena alasan itu, kau menuduh Seohyun?” tanya Tiffany.

“Bukan itu saja, Sungbin berkata padaku kalau sebelum olahraga dia masih melihat uang nya tapi setelah jam olahraga selesai, uang nya sudah berubah seperti itu” jawab Heebon.

“Berarti uang itu hilang saat jam olahraga, dan hanya Seohyun yang tidak mengikuti pelajaran itu” lanjutnya.

“Jeongmal, bukan aku pelakunya” kata Semua anak berbisik mendengar analisis Heebon.

Begitu juga Tiffany, dia mulai meragukan Seohyun sekarang. Kata kata Heebon begitu meyakinkan.

“Dia bukan pelakunya” hantu joseon itu berkomentar.

“Yaak! Kau tidak bisa diam sekarang?!” teriak Tiffany kelepasan.

Semua mata menatapnya aneh karena tiba tiba berteriak seperti itu.

“Hehehe …” Tiffany pura pura tertawa.

“Aku sedang berakting” jelas Tiffany berusaha.

“Kalian tau akting kan?” lanjutnya tertawa. Heebon terkekeh tidak percaya melihatnya.

“Apa maksudmu? Kau mengatakan Seohyun tidak bersalah, menuduhku dan bertingkah seperti orang gila sekarang” katanya.

***

Apa yang harus kujawab coba? Apa harus kujawab ini semua karena hantu joseon ini? Bisa bisa ini jadi hari terakhir ku di sekolah ataupun Korea. Appa akan mengirimku kembali ke LA. Yaak!! Kenapa kau bodoh sekali. Apa kau sungguh seorang hunter? Kenapa menangani hantu udik dari jaman joseon saja tidak bisa! Lihat sekarang! Kau terjebak masalah.

“Kenapa kau tidak bisa menjawab?” kata Heebon, aku sungguh benci caranya menatapku.

“Kalau kau mau selamat, kau harus mengulangi semua ucapan ku dan mengikuti perintahku” si joseon berceletuk.

Heyy, yang benar saja. Aku terjebak dalam kondisi seperti ini karena dia. Dan sekarang aku harus menurutinya lagi.

“Kalau kau mau selamat dari exercise, sebaiknya kau pergi” jawabku lirih.

“Kau tidak punya pilihan Noona, semua orang memperhatikan mu dengan aneh” balas si hantu sialan ini.

Tapi dia benar yeah, aku sekali lagi tidak punya pilihan.

***

Author POV

“Seohyun bukan pelakunya, aku yakin itu” ucap Tiffany meniru hantu josseon itu.

“Kenapa?” Heebon memainkan ekspresi muak.

“Karena tidak ada pelaku yang sengaja meninggalkan jejak pada aksi nya. Seperti katamu, semua anak disini tau orang tua nya punya toko mainan. Karena itu, tidak lah masuk akal Seohyun seberani itu meninggalkan bukti dengan menukar uang mainan” lanjut Tiffany menirukan pria itu.

“Tapi kalau bukan dia siapa lagi. Hanya dia yang tidak ikut pelajaran olahraga, dia tersangka utama” sanggah Heebon.

“Semua orang bisa menjadi tersangka, tapi belum tentu dia pelakunya” balas Tiffany, dia berhenti sejenak kemudian melanjutkan.

“Baiklah, kita anggap Seohyun tersangka karena dia tidak punya alibi ketika uang itu hilang, tapi …”

“Bagaimana jika uang itu hilang bukan saat pelajaran olahraga berlangsung, bagaimana jika uang itu hilang sebelum atau bahkan sesudah olahraga” lengkapi nya.

“Apa maksudmu, sungbin mengatakan…” perkataan Heebon terputus akibat ulah Tiffany.

“Itu perkataan nya, hanya sebatas ingatan tidak ada kepastian. Yang kita butuhkan saat ini ada kepastian” katanya.

“Lalu apa mau mu?” tantang Heebon.

“Pertama kau berhentilah bersikap profokasi. Sikap mu seperti dirimu yang menjadi korban saat ini. Kita jangan beri tau ini pada guru, memberi tau mereka tidak akan menemukan siapa pelaku sebenarnya” Tiffany menjelaskan.

“Untuk sekarang kita periksa satu persatu tas anak anak di kelas ini. Mungkin ada jejak yang tidak sengaja ditinggalkan” lanjutnya.

***

Aku tidak percaya melakukan ini. Kenapa aku terus menerus menirukan hantu itu, tapi paling tidak perkataan yang dia ucapkan ada benarnya. Yeah, aku juga tertegun sendiri mendengar yang ku ucapkan.

“Ini apa?” teriak Heebon mengganggu pikiran ku yang saling bicara satu sama lain. Dia menemukan sebuah kotak dalam aksi pemeriksaan tas kali ini. Tapi tunggu kotak itu? Dan hey, bukan kah itu tas Seohyun.

“Sungguh bukan aku. Aku tidak tau kenapa itu ada disini” Seohyun membela diri atas penemuan kotak yang ternyata kotak uang mainan yang diletakan di dompet Sungbin.

“Kau berani berbohong, dasar kau pencuri memalukan!” sentak Heebon.

“Sungguh aku tidak mencuri, aku bukan pencurinya” mata Seohyun berkaca kaca, dia tetap mengelak. Tapi susah untuk mempercayai nya dalam kondisi seperti ini.

“Katakan pada dia untuk tenang” hantu josseon itu bersuara lagi. Kulirik dia kesal dan pada akhirnya mengikuti kemauan nya.

“Tenanglah” patuhi ku.

“Kau masih yakin dia bukan pencuri nya? Lihat ini?!” Heebon mengguncang kotak uang mainan itu.

“Aku masih percaya dia bukan” kataku, swear aku sendiri tidak habis pikir mengatakan ini.

“Mwo?!?” mata Heebon membulat.

“Ini semakin menarik, ada kejanggalan di kasus ini. Aku perlu bicara dengan Seohyun, Subin dan kau juga” lanjutku, aku serasa bukan diriku.

“Kenapa aku?” tanya Heebon.

“Karena kau juga termasuk tersangka kasus ini” jawabku.

“Kenapa kau menuduhku sekarang? Aku tidak mungkin melakukanya” dia tidak menerima perkataanku, catat aku tidak menuduhmu, ini perkataan dia. Aku hanya meniru, euhhh ! Andai kau tau.

“Setiap orang bisa jadi tersangka ingat? Dan kalau kau tidak melakukanya maka kau tidak akan keberatan bila bicara dengan ku” aku menirukan nya lagi dan lagi.

***

Author POV

“Aku sungguh tidak melakukanya. Bukan aku” Seohyun berkata.

Tiffany menghela nafas, dia lelah meniru ucapan hantu tersebut tapi apa boleh di kata, dia sudah terlanjur basah.

“Baiklah, aku yakin itu bukan kau. Tapi ada beberapa pertanyaan yang ingin aku ajukan” kata Tiffany.

“Tanya saja” Seohyun mengangguk menyetujui.

“Kenapa kau tidak ikut pelajaran olahraga?” Tiffany memulainya.

“Kemarin seharian aku membantu orang tua menjaga toko, karena itu aku sedikit lelah” jelas Seohyun.

“Lalu apa ada siswa lain di kelas selain kamu?” pertanyaan lain Tiffany ajukan.

“Tidak, hanya aku saja” jawab Seohyun singkat.

“Kenapa kau keluar kelas setelah jam olahraga berakhir, kemana kau pergi sesaat sebelum kita bertemu?” tanya Tiffany.

“Aku pergi ke kamar mandi” jawab Seohyun.

“Untuk?”

“Tentu saja untuk yang perlu dilakukan di kamar mandi” kata Seohyun dengan semburat merah di wajahnya, malu.

“Hmm, kemarin apa ada orang yang membeli uang mainan di toko mu. Kau mengatakan, kau menjaga toko seharian” lanjut Tiffany.

“Ada, seorang anak SD dia mengatakan memerlukan uang itu untuk tugas” Seohyun memberi tau.

“Hanya dia saja?”

“Sepertinya, tidak banyak orang yang membeli uang mainan” angguk Seohyun.

“Apa kau mempunyai masalah pribadi dengan sungbin dan heebon”

“Tidak juga, hanya saja aku baru saja terpilih masuk paduan suara, dan sungbin tidak” cerita Seohyun.

“Bagaimana dengan heebon?”

“Hmm, aku tidak punya masalah dengan nya” Seohyun nampak berpikir.

Hantu josseon itu memutar bola matanya, ada banyak asumsi melayang di otaknya.

“Sudah mulai terkuak” batinya.

***

“Apakah tidak masalah mengajukan pertanyaan seperti ini” aku menyipitkan sudut mataku.

Yeah kuakui, aku mulai tertarik dengan kasus ini. Aku ingin tahu siapa pelakunya. Tapi si nafas bau mulut ini tak mau mengatakan sepatah kata apapun.

“Silahkan saja” dia menyanggupi.

“Dae, berapa jumlah uang yang hilang di dompet mu” ku ajukan pertanyaan ini sebagai permulaan.

“Hmmm, aku rasa sekitar 30ribu won” jawabnya.

“Dan semuanya diganti dengan uang mainan” tanyaku berlanjut.

“Sepertinya, aku juga tidak yakin” ada keraguan di jawaban nya.

“Apa kau melihat uang mu masih ada sebelum jam olahraga?” pertanyaan baru ku ajukan.

“Ya, aku bahkan sempat mengeceknya” jawab nya mantap.

“Untuk apa kau mengeceknya? Kenapa kau membuka dompet sebelum olahraga” tanyaku.

“Ehh, hmm hanya membuka nya saja apa masalahnya” Sungbin nampak ragu ragu menjawab nya.

“Ahh, tidak. Aku hanya bertanya” elak ku. Tapi memang aku tidak tau alasan menanyakan itu. Hanya pria bau mayat ini yang tau. Ralat, dia memang sudah mayat, hantu tepatnya.

“Lalu uang itu berubah saat perjalanan olahraga selesai?”

“Dae, aku melihatnya sudah berubah” dia mengangguk.

“Siapa yang pertama kali mengetahui uang mu hilang” tanyaku.

“Tentu saja heebon, karena dia bersama ku” jawabnya.

“Dan dia langsung menuduh Seohyun?” lanjutku.

“Hmm, dia hanya berasumsi” dia lagi nampak berpikir.

“Baiklah itu saja pertanyaanku” akhiri ku,

Aku mendelik, what? Hanya ini saja!? Aku bahkan belum bisa menemukan petunjuk apapun dari introgasi ini. Apa otaknya ikut membeku saat dia mati? Kenapa hantu ini begitu membingungkan. Apa yang dia pikirkan? Oh God ! Masikah dia bisa berpikir. Euhhh!!

***

Author POV

“Apa yang mau kau tanyakan?” Heebon tak suka dengan perbincangan ini.

“Hanya beberapa pertanyaan kecil” jawab Tiffany santai.

“Sebutkan” nada nya terkesan menantang.

“Kenapa kau menuduh Seohyun?” tanya Tiffany.

“Sudah ku katakan alasan nya tadi” jawabnya malas.

“Kau orang pertama yang mengetahui uang Sungbin hilang selain dirinya?” lanjut Tiffany.

“Tentu saja, aku bersama nya seharian” Heebon membenarkan.

“Berapa jumlah uang yang hilang?”

“30ribu won dan pencuri itu menukarnya dengan uang mainan” yakini Heebon.

“Sebelum jam olahraga uang itu masih ada, apa kau melihat Sungbin mengeceknya” Tiffany menelisik.

“Tentu, dia mengecek uang nya karena uang itu akan ia belikan CD” jawab Heebon, ekspresinya aneh.

“Apa kau punya adik? SD mungkin” lanjut Tiffany.

“Kenapa kau menanyakan itu?” alis Heebon berkerut.

“Jawab saja” tantang Tiffany.

“Tidak, aku tidak punya” jawab Heebon ketus. Hantu josseon itu kembali memutar bola mata, nampak berpikir.

“Baiklah itu saja” ucapnya terakhir di tirukan Tiffany.

***

Kapankah ini berakhir? Kenapa bertanya lagi pada Sungbin.

“Ada yang mau aku tanyakan lagi” pintaku.

“Dae, tanyakan saja” angguk nya pelan.

“Kau mengecek dompet tadi pagi, Heebon mengatakan itu karena kau ingin meminjami nya uang untuk membeli CD, benarkah?” telisik ku.

“Ahh, ya seperti itu. Bagaimana aku bisa lupa ya, hahahaa” gelagat nya tidak alami.

“Apa heebon punya adik SD?” Kenapa hantu ini menanyakan adik adik terus sih?

“Heebon? Tidak dia tidak punya” jawab Sungbin.

“Bagaimana dengan mu apa kau punya?”

“Aku anak tunggal” katanya.

***

Author POV

“Hey anak baru, kenapa mengumpulkan kami semua?” salah satu siswa dalam kelas itu bertanya pada Tiffany.

“Aku sudah tau pelaku pencurian uang Sungbin” jawab Tiffany.

Semua anak menatap Tiffany aneh, beberapa dari mereka saling berbisik.

“Pelakunya memang bukan Seohyun” lanjut Tiffany, dan kasak kusuk semakin jelas terdengar di telinga Tiffany.

“Biar aku jelaskan pikiran ku mengenai kasus ini” katanya.

Heebon mendengus tak percaya menatap Tiffany, sementara Sungbin meremas erat kedua tanganya.

“Seohyun dituduh sebagai pencuri dengan alasan dia tidak ikut pelajaran olahraga, karena orang tua nya punya toko mainan dan penemuan kotak uang mainan itu di tas nya” Tiffany memulai.

“Bagaimana jika itu semua adalah alasan yang sudah diciptakan oleh pencuri sebenarnya”

“Siapa pencuri nya?” salah satu anak berceletuk.

“Tidak ada” Tiffany kaget mendengar ucapan nya sendiri, dia melihat dari sudut mata hantu itu tersenyum.

“Uang itu tidak hilang, bukan begitu Sungbin?” tanya Tiffany, Sungbin semakin meremas erat tangan nya.

“Apa maksudmu uang nya tidak hilang, jelas jelas…” kalimat Heebon terputus.

“Karena semua sudah di rencanakan. Sama seperti menciptakan alasan palsu untuk Seohyun. Kasus ini sebenarnya adalah usaha kalian menjebak Seohyun. Kau dan Sungbin” terang Tiffany.

Kembali suara anak anak saling berbisik terdengar.

“Mwo?! Apa maksudmu berbicara seperti itu” Heebon emosi.

“Akui saja, supaya aku tidak perlu repot menjelaskan”

“Shiro! Aku tidak melakukan nya!” Heebon bersikukuh.

“Dae, kau tidak mengakui nya. Kalau begitu akan kujelaskan” ucap Tiffany.

“Kau dan Sungbin menjebak Seohyun, membuat seolah dia mencuri uang Sungbin supaya dia di cap sebagai pencuri dan tidak ada anak yang akan menyukai nya. Itu semua untuk balasan karena Sungbin tidak bisa masuk paduan suara dan posisi nya justru di gantikan Seohyun” terang Tiffany.

“Kim Heebon, kau membantu Sungbin karena dia sahabatmu dan juga karena kau beranggapan hanya Sungbin yang pantas masuk paduan suara itu selain dirimu. Bukankah seperti itu?” tanya Tiffany, Heebon menatap sinis Tiffany.

“Apa buktimu? Kau terus berceloteh hal hal yang tidak masuk akal!” balas Heebon.

“Kau adalah buktinya” Tiffany menanggapi.

“Sejak awal kasus ini aneh. Kenapa Seohyun yang katamu pencuri nya meninggalkan jejak bahwa itu dia, sementara dalam kasus lain tidak”

“Selain itu sikap mu yang profoaksi sementara korban sendiri lebih bersikap pasif, ini juga hal yang aneh” Tiffany menelan ludah.

“Lalu hasil tanya jawab ku pada kalian, ada semacam missing link aneh diantara jawaban kalian, kenapa Sungbin mengecek dompet sebelum olahraga”

“Jawaban kalian berbeda atau lebih tepatnya Heebon yang menjawab, karena aku hanya menanyakan benar tidak pada Sungbin” kata Tiffany.

“Michoso?!?? Hanya karena asumsi dan kecurigaan mu saja, kami dituduh seperti ini? Mana bukti nyata mu seperti bukti yang ditemukan di tas Seohyun?” tuntut Heebon.

“Itu juga buktinya, kotak mainan itu” jawab Tiffany.

“Seohyun menjaga toko mainan orang tuanya kemarin seharian, dia mengatakan ada seorang anak SD yang membeli uang mainan. Aku tau kalian tidak mempunyai adik tapi bisa saja anak SD itu hanya suruhan kalian berdua”

“Kau konyol !! Jangan bercanda!!” maki Heebon.

“Kau mau bukti otentik lagi? Bagaimana dengan CCTV toko Seohyun. Setiap kotak uang mainan merek ini terdapat nomer seri yang berbeda, bagaimana kalau kita cocokan nomor seri kotak itu terhadap kotak yang ditemukan di tas Seohyun” Tiffany meneguk ludah lagi.

“Bagaimana bisa mainan yang sudah di beli orang, berada di tas Seohyun jika tidak ada orang lain yang menaruhnya. Bagaimana? Apa masih kurang? Atau kita perlu mengecek sidik jari di uang mainan itu. Sidik jari siapa disitu Seohyun kah atau kau?” tanya balik Tiffany.

“Michi !! Kau ….” kegeraman Heebon berhenti karena teriakan Sungbin.

“Sudalah Heebon, memang kita melakukan nya” aku Sungbin membuat semua anak terkejut.

“Yoo Sungbin!” pekik Heebon.

“Kita melakukanya? Kenapa memang?” tanya Sungbin ke Tiffany.

“Gadis itu!” dia menatap sinis ke Seohyun.

“Dia merebut milik orang lain! Dia tidak tau seberapa keras aku berlatih supaya diterima dalam paduan suara!” teriak Sungbin memaki.

“Justru dia yang hanya sekali mengikuti test, kenapa dia terpilih! Kenapa bukan aku!!” Sungbin berteriak histeris, penuh kekesalan.

Heebon menunduk malu atas perbuatanya. Sementara Tiffany membeku di tempat atas apa yang di saksikan nya.

“Woww, apa saja yang ku katakan tadi” katanya.

***

Sungguh , aku tidak bisa percaya dengan yang terjadi barusan. Memecahkan kasus pencurian? Aku? Hahaaa, yang benar saja. Ini sungguh konyol ! Tapi tidak ini kenyataan. Yeah, kenyataan kalau si nafas bau mayat ini berhasil memecahkan kasus pencurian itu melalui aku. Aku sebagai alatnya. Aku juga tidak tau kenapa aku bersedia dan akhirnya seperti ini. Semua anak memanggil ku ‘si detektif dari barat’ , lucu. Siapa detektif, siapa penerjemah. Bahkan Seohyun mengucapkan terimakasih padaku. Aku tidak melakukan apapun, andai dia tahu. Tapi, yang kupikirkan sebenarnya setelah satu jam terakhir yang benar benar mengherankan. Siapa hantu itu? Bagaimana dia bisa memecahkan masalah itu?

***

Author POV

“Kau sedang memikirkan aku?” tiba tiba hantu josseon muncul di samping Tiffany setelah beberapa waktu menghilang.

Tiffany terkekeh tak percaya mendengar ucapan hantu itu.

“Kau tidak memakai bahasa kuno lagi bicara dengan ku” yang dimaksud Tiffany adalah bahasa baku, formal dan sopan.

“Ani, setelah aku sadar wanita seperti apa dirimu. Kurasa aku tidak perlu berkata seperti itu” balas hantu tersebut.

Tiffany spontan menoleh mendengarnya, menatap kesal hantu itu dan berkata keras padanya.

“Memangnya aku wanita seperti apa? Haa? Kau mau aku mengadakan exercise?” ancam Tiffany, tapi hantu itu hanya terkekeh renyah.

Tiffany memanyunkan bibir kesal melihat sikap balasan si hantu tersebut.

“Oya, bagaimana kau bisa memecahkan kasus itu?” tanya Tiffany.

Hantu itu tersenyum, kemudian berkata

“Itu mudah. Dulu aku mahasiswa hukum di sungkyukwan” ceritanya.

Mendengar itu Tiffany tertawa, dia tidak percaya.

“Bahkan kau tidak punya potongan sebagai mahasiswa, apalagi di sungkyukwan?!” ejeknya.

Kesal, si hantu itu mendengus lalu berkata.

“Terserah kau percaya atau tidak” katanya.

“Baiklah, anggap saja aku percaya kalau kau siswa hukum di sungkyukwan dulunya” ucap Tiffany menahan tawa.

“Dan, terimakasih membantu memecahkan masalah ini. Kau yakin sekali Seohyun tidak bersalah dari awal tadi” lanjut Tiffany.

“Anak itu punya aura putih, kau tidak melihatnya?” si hantu balik bertanya

“Yeah, aku tau. Aura nya sangat bagus. Begitu terang” jawab Tiffany.

“Ani, kau lebih terang. Cahaya mu lebih terang dibanding dia” tolak hantu tersebut.

Tiffany terkekeh kecil, tak percaya.

“Kau benar benar minta ku kirim ke neraka” katanya.

“Tidak, aku serius. Aura mu begitu terang, mungkin karena kau Hunter atau mungkin karena alasan yang lain” jawab si hantu.

“Yakk!! Sudah, jangan berkata semaumu. Pergi sana, aku sudah berterimakasih bukan? Pergi, jangan kembali ke rumah, jangan datang ke sekolah ku dan jangan ikuti aku. Kalau kau benar benar tidak ingin merasakan api neraka” bentak Tiffany.

“Shiro” tolak si hantu.

“Yakk!!” Tiffany mendelik emosi.

Hantu itu menatap Tiffany, kemudian dia tersenyum jahil. Hantu tersebut berjalan mendekat ke Tiffany, semakin dekat dan dekat.

“Yaak! Apa yang kau lakukan. Pergi aku Hunter seharusnya kau pergi!!” kata Tiffany mengusir si hantu yang berusaha mendekati Tiffany. Hingga akhirnya hantu tersebut, berhasil menyudutkan Tiffany ketembok.

“Yakk!!” Tiffany marah, dia mengayunkan tangan hendak memukul si hantu.

Tapi hantu tersebut berhasil menangkap tanganya.

“Tidak hanya kau yang bisa menyetuhku dan memperlakukan ku layak nya manusia. Aku juga bisa melakukan hal yang sama terhadapmu” kata si hantu.

“Jika selama ini hantu yang berhadapan dengan mu lari, maka camkanlah kalau aku tidak. Aku akan terus dan terus menempel di dekatmu” lanjutnya.

“Aku tidak peduli dengan ancaman soal neraka dan lainya. Aku tidak takut, karena kenyataan nya aku sudah pernah merasakan kematian. Apa lagi yang harus ditakuti?”

“Jadi mulai sekarang, berhentilah membentaku, mengancamku dan memperlakukan ku dengan kasar”

“Karena sejujurnya, aku sudah lama menunggu hari aku bisa bertemu denganmu” akhiri hantu tersebut dengan senyum di sudut bibir.

“Oya, satu lagi. Jangan panggil aku ‘nafas bau mayat’. Panggil aku Taeyeon. Namaku Kim Taeyeon” Taeyeon tersenyum lebar kali ini.

Tiffany mendengus tak percaya dengan semua yang dia dengar. Dia menggigit bibir bawahnya, kesal. Melepaskan tanganya dari genggaman Taeyeon dan secara tiba tiba

BUGGGG!!!

Tiffany menendang keras kaki Taeyeon, tepat di tulang keringnya.

“Aku tidak peduli ucapan mu” ucap Tiffany lalu pergi meninggal Taeyeon yang berjingit kesakitan memegangi kaki nya.

“Yakk!!” teriak Taeyeon, Tiffany tak menghiraukan tetap berjalan menjauh.

“Dasar, lihat saja kau akan menyesal” pekik Taeyeon sambil menguluh kesakitan, tapi sesaat kemudian dia justru tertawa. Mungkin Taeyeon senang, akhirnya dia merasa hidup saat mati. Dia bisa merasakan sakit. Merasakan sesuatu yang tidak bisa dirasakan orang mati. Dan itu semua karena Tiffany.

To be continued~

14 thoughts on “DESTINY – TAENY FANFICTION [CHAPTER – 2]

  1. hahaha sumpah TaeNy kocak ini… wow masalahnya udah terpecahkan dan pastilah bukan hyunie pelakunya hehe

    Tae bahasanya udah bukan banmal lagi…
    Aku jadi penasaran sama masalalunya tae, kenapa dia meninggal terus dia udah nungguin fany? ada hubungan apa tae sama fany ya? ^^a

  2. annyeong…

    hebat lah taeyeon untuk analisa-nya,dia bener” mengupas tuntas kasus ‘pencurian’ itu 😀 kaya-nya taeNy cocok klo diajak kerja sama,taeyeon detektif nya ppany perantara/penerjemah nya 😉

  3. Suka suka suka >_<

    Aigoo lucu lucu gimana gitu,dan w setuju fany punya aura paling terang dari member snsd lainya XD
    Yg kedua bru sooyoung#ekh kok malah ngebahas aura sih?#abaikan XD

  4. annyeong… Bru sempat mampir lg ke wp ini dan trnyata udah tertinggal jauh, updtan ff dan ff bru udah byk…
    Hm, izin bc smwnya yah thor gomawo

    back to ff…
    Hm, gw curiga tae it bnr2 hantu ato setengah hantu sih?
    Seo akhrnya trbbs dr tuduhan berkat Krj sm TaeNy…

  5. Yaaaaaa…. Kereen banget gak nyangka dpt ff sekeren ini ^^

    Lanjutin dong:)))))) pengen tau dua pasang manusia ini menmukan cinta, eh satunya bukan manusia hahah

Leave a reply to fanfictionofkpop Cancel reply